Kamis 07 Mar 2013 23:44 WIB

PM Malaysia Menolak Gencatan Senjata di Sabah

PM Malaysia Najib Razak
Foto: MalaysiaKini
PM Malaysia Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, Krisis di Sabah terus bergulir dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak secara tegas telah menolak tawaran gencatan senjata yang ditawarkan oleh pemimpin kelompok bersenjata Kesultanan Sulu, Kamis (7/3).

PM Najib, yang berkunjung ke Sabah untuk memantau operasi keamanan di sana, menegaskan Malaysia meminta kelompok bersenjata itu menyerah tanpa sarat dan meletakkan senjata.

"Saya sudah menelpon Presiden Aquino dan katakan bahwa mereka harus meletakkan senjata secepat mungkin," kata pemimpin Malaysia itu di sebuah desa yang berdekatan dengan markas kelompok bersenjata asal Filipina.

"Kami telah memberi waktu lebih dari tiga pekan untuk menyerahkan diri, dan kami telah tunda hingga tiga kali. Kami hanya bertindak setelah aksi mereka menewaskan delapan orang polisi Malaysia," ujar Najib seperti dilansir AlJazeera.

Hingga berita ini diturunkan, tercatat 60 orang tewas, diantaranya 31 orang kelompok bersenjata Filipina dan 8 polisi Malaysia.

Jamalul Kiram III--pria yang mengklaim dirinya sebagai Sultan Sulu--mengumumkan gencatan senjata yang efektif berlaku pada hari ini, pukul 12.30 siang waktu setempat.

"Mereka (kelompok bersenjata dari Filipina) tidak akan bertindak apa-apa. Mereka akan tetap berada di mana mereka sekarang. Mereka tidak akan meluaskan daerah operasi," kata seorang juru bicara yang membacakan keterangan tertulis Sultan Sulu, di Manila.

Tawaran gencatan senjata ini datang setelah Malaysia mengerahkan operasi militer ke kawasan Pulau Sabah, sebagai reaksi serangan kelompok bersenjata Filipina yang tiba di pulau itu bulan lalu.

Jumlah kelompok bersenjata yang menyebut diri mereka sebagai "pasukan Kesultanan Sulu" diperkirakan tinggal 100-300 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement