REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Malaysia menolak permintaan gencatan senjata dari Kesultanan Sulu (Filipina) di Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Suku Sulu meluncurkan serangan di sebuah desa di Sabah bulan lalu. Kelompok warga tersebut mengklaim tanah di Sabah milik mereka.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengatakan pihaknya ingin kelompok tersebut menyerah tanpa syarat. Tawaran gencatan senjata berasal dari pemimpin kelompok yang berbasis di Manila. Hal itu diminta setelah Sekjen PBB, Ban Ki-Moon meminta kekerasan di Sabah diakhiri.
Sejak konflik terjadi 60 orang dinyatakan tewas. Mereka terdiri dari 52 warga Filipina dan delapan polisi Malaysia.
Kepala Kepolisian Nasional Malaysia, Ismail Omar mengatakan 31 warga Filipina tewas dalam pekan ini. "Kami ingin militan menyerah tanpa syarat dan menyerahkan senjata mereka, " kata Razak dalam kunjungan pertamanya ke wilayah tersebut sejak kekerasaan pecah.
Ia mengatakan militer akan terus mencari kelompok tersebut selama diperlukan jika mereka tidak menyerah.
Dalam pernyataan yang dirilis PBB, Ban meminta semua pihak untuk berdialog guna mencari solusi damai dari situasi tersebut.
"Sekjen menyatakan situasi itu bisa berdampak pada warga sipil termasuk warga migran," ujarnya seperti dilansir BBC.
Selain itu, Razak meminta semua pihak untuk menghormati norma dan standar HAM internasional.