Jumat 08 Mar 2013 20:05 WIB

Sabah Masih Berdarah, Malaysia Tolak Gencatan Senjata

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Polisi Malaysia memeriksa kendaraan yang lewat di daerah Sabah, Malaysia
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad
Polisi Malaysia memeriksa kendaraan yang lewat di daerah Sabah, Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Konflik perebutan Sabah, Malaysia, antara pihak Sultan Sulu Jamalul Kiram III dengan Malaysia terus memanas. Malaysia  menolak tawaran gencatan senjata Kiram untuk mengakhiri kekerasan di Sabah, Kamis (7/3).

Sebelumnya Kiram mengumumkan gencatan senjata sepihak mulai Kamis (7/3) pada pukul 12.30 (waktu setempat) dan mendesak Malaysia untuk menjawab tawarannya. ‘’Mereka (loyalis Sulu) tidak akan mengambil tindakan apapun. Mereka akan tetap berada di tempat di mana mereka berada sekarang, dan tidak akan memperluas operasi,‘’ ujar Juru Bicara Sultan Sulu, Abraham Idjirani, seperti dikutip dari Inquirer, Jumat (8/3).

Dia menjelaskan, kesultanan menunjukkan kepada dunia bahwa ia menganut toleransi Islam. Kiram juga mengatakan, tawaran gencatan senjata merupakan respons dari seruan PBB untuk menyelamatkan kehidupan

Sekjen PBB Ban Ki-Moon terus memantau situasi di Sabah. Pada Rabu (6/3), dia mendesak supaya kekerasan segera diakhiri. Selain itu, lanjut dia, resolusi damai berupa dialog dapat dimulai.