REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra menyatakan ketertarikannya terhadap Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani. Yusril mengajak puteri Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri tersebut untuk maju berpasangan sebagai capres-cawapres 2014.
"Saya sendiri berniat untuk maju. Kalau sekiranya Puan berkenan maju sama-sama. Saya pikir ini ideal dan ada harapan besar mendapat dukungan mayoritas rakyat dalam pemilihan presiden 2014," kata Yusril, Sabtu (9/3).
Menurutnya, perpaduan dengan Puan merupakan buah dari pemikiran yang telah lama ia lakukan. Yaitu, bagaimana idealnya kepemimpinan bangsa ini ke depan di tengah krisis tokoh sekarang ini.
Ia menilai Puan sebagai sosok yang muda, cakap dan pintar. Di dalam dirinya pun mengalir darah proklamator Soekarno melalui Megawati.
Sementara Yusril memandang dirinya sebagai sosok yang memiliki ilmu tata negara yang baik dan benar. Bahkan lengkap dengan pengalaman yang panjang dalam mengelola pemerintahan.
"Kalau Puan berkenan, Insya Allah. Ini akan menjadi kombinasi yang ideal. Kami bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman untuk membuat bangsa ini jauh lebih baik ke depan," jelas mantan menteri Kehakiman dan HAM tersebut.
Apalagi, Yusril merasa ada hubungan sejarah yang menghubungkannya dengan Puan. Yaitu, sejarah kerja sama antara Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan Masyumi. PNI merupakan cikal bakal dari PDI Perjuangan. Sementara Masyumi direpresentasikan oleh PBB.
"Bung Karno dan M Natsir berjalan seiring. Insya Allah ke depan PDIP dan PBB dapat berkoalisi. Saya dan Puan sama-sama memimpin bangsa ini untuk kemajuan bangsa".
Meski pun begitu, Yusril sadar kalau keinginan itu semuanya tergantung pada keputusan Megawati. Karenanya, ia pun mengharapkan restu dari Megawati untuk dapat 'meminang' puterinya pada pilpres mendatang.
Apalagi, tambah dia, dengan dukungan terhadap PBB akan menguat sebagai partai alternatif pada pemilu 2014.
"Rakyat sudah bosan dengan partai yang tokoh-tokohnya terlibat korupsi. Sepanjang sejarah, tokoh PBB tidak pernah ada yang terlibat korupsi," tutur Yusril.