REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Rumah Bapak Proklamator Indonesia, Mohammad Hatta, kurang mendapat perhatian dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah, kondisi di dalam rumah memang sudah bersih, tapi di luar rumah kurang diperhatikan.
Pengelola Rumah Bung Hatta, Iem Sulaimain (63), Sabtu, mengatakan di dalam rumah memang bersih, tapi di depan rumah kondisinya sangat kumuh, terkadang bau sampah pun tercium sampai ke dalam rumah.
"Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan, apalagi ini rumah seorang proklamator, rumah Bung Hatta, seorang tokoh besar di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, di depan rumah yang juga pasar tentu saja sumpek dan jika tidak ada koordinasi antara pemerintah dengan pedagang yang berjualan di pasar ini, maka tempat ini akan selalu kumuh.
Dengan kondisi ini menyebabkan minat pengunjung rumah Bung Hatta terus berkurang rata-rata sekarang 20 orang perhari.
Dia mengatakan, kondisi jalan yang tidak lebar menyebabkan kemacetan selalu terjadi di lokasi itu, apalagi jika mobil sudah parkir di depan perkarangan, maka kepadatan jalan makin tidak bisa dihindari.
Selain itu pengunjung dari luar daerah juga kesulitan menemukan tempat ini, karena papan penunjuk jalan tidak ada sebagai penunjuk menuju lokasi rumah Bung Hatta.
"Bagaimana bangsa ini mau maju jika pahlawannya saja tidak dihargai, apalagi seorang tokoh besar seperti Bung Hatta,"katanya.
Seorang pengunjung dari Singapura, Charlie Zeng (39) mengatakan kondisi di dalam rumah Bung Hatta tidak cocok dengan kondisi di luar rumah.
"Kondisi di dalam rumah cukup nyaman dan sejuk, hati pun jadi tenang saat memasukinya, tapi sangat disayangkan keadaan di luar rumah yang sumpek dan kumuh," katanya.
Seorang wartawan asal Belanda, Devries Dwight (28) juga memberi tanggapan sama, dia mengatakan rumah Bung Hatta sangat membanggakan, tapi sangat disayangkan kondisi di luarnya.
"Kami sangat berharap kebersihan di sekelilingnya diperhatikan, ini merupakan hal penting, karena kami juga menghormati Bung Hatta, bagaimana pun dia pernah mengenyam pendidikan di negeri kami," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika