REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara diteror. KPU Sumut mendapat pesan singkat dari nomor telepon seluler tidak dikenal berisi ancaman bom.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Irham Buana Nasution di Medan, Sabtu, mengatakan, pihaknya dua kali menerima SMS pada Jumat (8/3) pukul 23.30 WIB.
Pesan pertama mengaku memiliki senjata api dan bom yang siap meledak dan akan dipergunakan untuk alasan yang berkaitan dengan upaya pembelaan terhadap pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Sedangkan pesan singkat kedua berisi ancaman lebih tegas dengan memberitahukan tentang akan adanya ledakan bom di kantor KPU Sumut. Ancaman ledakan bom tersebut juga ditujukan untuk di Hotel JW Marriot dan kantor Konsultan Jenderal Amerika Serikat di Medan.
Setelah menerima ancaman teror tersebut, Irham berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, Polda Sumut, dan Kodam I Bukit Barisan untuk beberapa langkah antisipatifn.
"Teror seperti ini sangat mengkhawatirkan, terutama dengan adanya proses tahapan pilkada yang sedang menjalan proses penghitungan suara," katanya.
Pihaknya mengharapkan aparat terkait untuk memberikan kepastian keamanan terhadap personel dan staf KPU, termasuk dala sistem keamanan fasilitas lembaga penyelenggaran Pemilu itu.
"Penghitungan suara yang dilakukan KPU saat ini merupakan titik paling rawan. Kami tidak ingin penghitungan suara terganggu," katanya.
Meski meminta adanya kepastian pengamanan, Irham Buana meminta seluruh jajaran KPU Sumut untuk tidak terlalu takut terhadap berbagai bentuk acaman dan intimidasi yang dapat mengganggu proses penghitungan suara.