REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Filipina menyatakan keprihatinan mendalam pada Minggu atas dugaan bahwa warga tak bersalah Filipina di Malaysia dilecehkan sesudah terjebak dalam pertempuran di Sabah dengan pengikut kesultanan.
Limapuluh tiga pejuang dan delapan polisi ditembak mati sejak kelompok bersenjata Filipina tiba di negara bagian itu pada bulan lalu untuk membangkitkan dakuan lama atas tanah sultan Filipina.
Laporan pers setempat di Filipina menyatakan warga tidak bersalah Filipina dipukuli dan ditembak pasukan keamanan Malaysia sebagai bagian dari penumpasan pengikut swapernyataan Sultan Sulu Jamalul Kiram III. Polisi Sabah membantah tuduhan tersebut.
Departemen Luar Negeri Filipina menyatakan lembaga pemerintah akan mengaji laporan terkini itu, sementara meminta Malaysia menjelaskan dugaan kejadian tersebut.
"Departemen Luar Negeri memandang dengan penuh keprihatinan atas dugaan mengumpulkan anggota masyarakat di Sabah dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia, yang dilaporkan di media oleh beberapa orang Filipina," kata pernyataan.
"Tuduhan itu mengkhawatirkan dan harus ditangani tepat dan cepat oleh pihak berwenang," kata pernyataan itu.
Kepala kepolisian Sabah Hamza Taib, ketika ditanya tentang laporan di media Filipina, yang mengutip warga Filipina menceritakan pelanggaran oleh pasukan keamanan Malaysia, membantah laporan itu. "Tidak ada hal seperti itu," katanya pada Minggu.
Wanita jurubicara Presiden Benigno Aquino, Abigail Valte, juga menyatakan prihatin.
"Perlakuan seperti itu terhadap warga Filipina atau warga negara Filipina tidak dapat diterima," kata Valte kepada wartawan.
Ia menyatakan Filipina telah lama menyerukan perlakuan manusiawi bagi pengikut Kiram, yang masuk Sabah pada bulan lalu untuk mendaku negara bagian Malaysia tersebut untuk kesultanannya.
"Apa lagi, bagi warga Filipina tidak terlibat dalam keadaan di Sabah itu? Mereka hanya terjebak karena tinggal di sana. Itu tidak dapat diterima," katanya.
Sejumlah 85 orang ditangkap karena kemungkinan terkait dengan penyusup di Sabah itu, kata pejabat Malaysia. Valte menegaskan seruan pemerintah Filipina kepada pengikut Kiram untuk meletakkan senjata dan menyerah.
Tapi, ia juga menegaskan bahwa Filipina meminta pemerintah Malaysia memberi diplomat Filipina jalan penuh ke tahanan asal Filipina untuk memberi mereka bantuan konsuler.
Ia juga mengingatkan bahwa Aquino telah secara pribadi meminta Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memastikan bahwa 800.000 orang Filipina di Sabah tidak dianiaya, meskipun ada kemelut itu.
Suku Filipina dari Filipina selatan menyeberangi perbatasan laut dengan Sabah secara bebas selama berabad-abad untuk mencari pekerjaan dan berdagang. Banyak dari mereka tinggal di Sabah selama bertahun-tahun.