Ahad 10 Mar 2013 23:03 WIB

Sandera Asal Inggris Diduga Tewas di Nigeria

Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang Inggris, yang disandera bersama enam warga negara lain oleh kelompok garis keras Nigeria pada Februari, diyakini tewas, kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pada Minggu.

Ia menyatakan, warga Inggris disandera di Nigeria mungkin telah dibunuh penculiknya bersama dengan enam orang asing lain.

Ia mengutuk kematian itu, yang didaku kelompok keras tersebut pada Sabtu, sebagai tindakan pembunuhan berdarah dingin dan menyatakan Inggris akan bekerja dengan pemerintah Nigeria untuk menangkap yang bertanggung jawab.

"Dengan kesedihan mendalam, saya harus memastikan bahwa warga Inggris pekerja bangunan, yang disandera di Nigeria sejak 16 Februari, kemungkinan tewas di tangan penculiknya, bersama enam warga asing lain, yang kami percaya juga dibunuh," kata pernyataan Hague.

"Itu pembunuhan berdarah dingin, yang saya kutuk di kata terkuat," katanya. Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban itu, dengan menambahkan, "Tanggung jawab kejadian menyedihkan ini terletak pada teroris."

"Saya berterima kasih kepada pemerintah Nigeria untuk bantuan dan kerjasama tak habis-habisnya," katanya. "Kami benar-benar bertekad bekerja dengan mereka untuk menahan pelaku perbuatan keji itu dan memerangi terorisme, yang mengancam kehidupan orang di Nigeria Utara dan wilayah lebih luas," katanya.

Kelompok keras Nigeria Ansaru pada Sabtu menyatakan menewaskan tujuh sandera asing, yang diculik dari tempat pembangunan pada bulan lalu di bagian bergolak utara negara itu.

Sebelumnya, Yunani dan Italia menyatakan warganya, yang diculik bersama orang Inggris itu, kemungkinan tewas oleh pelaku sama juga.

Ansaru adalah salah satu dari beberapa kelompok gerilyawan yang menjadi ancaman utama keamanan di Nigeria, penghasil terbesar minyak di Afrika.

Pernyataan pembunuhan oleh kelompok itu dikeluarkan dalam bahasa Arab dan Inggris di jejaring terkait, Sinam Al-Islam, disertai gambar video memperlihatkan sandera tewas, kata kelompok pemantau SITE.

Satu gambar memperlihatkan seorang pria memegang senjata api berdiri di atas beberapa mayat tergeletak di tanah. Gambar itu tidak cukup jelas untuk melihat apakah mereka tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement