REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Bagi komunitas Muslim AS yang menetap di Las Vegas, kehidupan kota “penuh dosa“ tersebut tidak membuat keimanan mereka luntur begitu saja. Mereka justru belajar untuk menjalani kehidupan yang layak.
Ahmadullah Rokai Yusufzai mengaku banyak koleganya memintanya untuk pindah dari Las Vegas.
“Kami selalu dikritik karena khawatir kami terjebak dalam kehidupan penuh dosa. Namun, kami katakan tidak. Memang di sini banyak perjudian, tapi kami coba untuk menjalani kehidupan senormal mungkin,” kata dia seperti dikutip The Observer, Senin (11/3).
Yusufzai mengungkap ia dan keluarganya tinggal di pinggiran Las Vegas. Di sana, tidak ada kasino. Artinya, masyarakat dapat hidup normal.
“Di sini kami hanya melihat cahaya lampu dari kejauhan,” ungkap dia.
Yusufzai sudah 30 tahun lamanya tinggal di Las Vegas. Di kota ini, ia bekerja sebagai penerjemah.
Sayang, tragedi 9/11 menghancurkan mimpi-mimpinya. Tragedi itu menyebabkannya kehilangan pekerjaan.
Guna mencukupi kebutuhan keluarganya, Yusufzai pun menjadi supir taksi. Padahal, gelar akademis yang dimilikinya tidak layak untuk pekerjaan seperti itu.