Selasa 12 Mar 2013 09:49 WIB

Kesultanan Sulu Tanyakan Mekanisme Gencatan Senjata

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Fernan Rahadi
Sultan Sulu, Sultan Jamalul Kiram III (kanan) dan puterinya  Jacel Kiram di Manila, Filipina.
Foto: AP/Bullit Marquez
Sultan Sulu, Sultan Jamalul Kiram III (kanan) dan puterinya Jacel Kiram di Manila, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEZON CITY --  Saudara laki-laki sekaligus penerus Sultan Sulu Jamalul Kiram III, Esmail Kiram ingin pemerintah Filipina bertanya kepada pemerintah Malaysia mengenai mekanisme gencatan senjata.

Pernyataan itu diungkap oleh sekretaris pemerintah lokal dan dalam negeri Filipina Mar Roxas saat bertemu dengan Esmail Kiram di markasi polisi nasional Filipina, Quezon City, Senin (11/3).

‘’Selama pembicaraan kami, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Esmail Kiram adalah cara atau mekanisme untuk gencatan senjata,’’ kata Roxas seperti dikutip dari laman gulfnews.com, Selasa (12/3).

Roxas juga mengatakan, Esmail Kiram menanyakan nasib adiknya, Raja Muda Agbimuddin Kiram, yang saat ini berada di Lahad Datu, Sabah. Tapi dia tidak memberikan rincian apakah Esmail Kiram meminta (pemerintah Filipina) memberikan kekebalan untuk adiknya.

Roxas menegaskan, presiden Filipina Benigno Aquino kini fokus bagaimana supaya masalah ini dapat diselesaikan, untuk menyelamatkan warga Filipina.

‘’Terserah kepada presiden (Aquino). Dengan bantuan dari pemerintah Aquino, pertanyaan-pertanyaan dari Kesultanan Sulu akan disampaikan kepada pemerintah Malaysia,’’ ujarnya.

Setelah pertemuan tersebut, juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani mengatakan bahwa keluarga Sultan Sulu ingin memastikan bahwa Aquino tahu apa yang sebenarnya terjadi di Malaysia. ‘’Raja Agbimuddin menelepon kami, dan memberitahu kami bahwa bentrokan disana telah berakhir sementara,’’ ucapnya.

Idjirani menambahkan, Raja Agbimuddin dan para pengikutnya mengaku hanya makan hanya sekali dalam sehari.

Sebelumnya.Kesultanan Sulu tawarkan gencatan senjata sejak Kamis (7/3). Konflik Sabah mengakibatkan sedikitnya 60 orang tewas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement