REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN---Sejumlah perajin bawang goreng di Kecamatan Jalaksana kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kini terpaksa berhenti berproduksi akibat melambungnya harga bawang merah hingga mencapai Rp44 ribu per kilogram.
Juju, perajin bawang merah goreng asal Jalaksana Kuningan, kepada wartawan di Kuningan, Selasa, mengatakan, terpaksa berhenti produksi karena harga bawang merah melambung hingga Rp 44 ribu per kilogram, sebelumnya masih terjangkau Rp 20 ribu per kilogram.
Mahalnya bahan baku yakni bawang merah segar sudah berlangsung sekitar tiga minggu, kata dia, sebelumnya usaha masyarakat di lereng gunung Ciremai tersebut berjalan normal, karena permintaan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Tangerang cukup tinggi.
Kini, harga jual bawang merah goreng sulit dijangkau oleh konsumen akibat mahalnya bahan baku tersebut, diharapkan persediaan bawang merah Pantura kembali normal.
Cacih, perajin bawang merah goreng lain menuturkan, permintaan bawang merah goreng hasil olahan masyarakat lereng gunung Ciremai Kabupaten Kuningan cukup tinggi, biasanya dipasok Jakarta dan Bandung.
Kini, perajin kesulitan memenuhi permintaan pasar karena biaya produksi mereka tidak sebanding dengan harga jual, mahalnya bawang merah mengancam usaha mereka. Padahal sudah dirintis bertahun-tahun.
Menurut Mudatsir manajer koperasi Nusantara Jaya salah satu bengkel tani bawang merah di Cirebon, harga bawang merah melonjak akibat stok petani berkurang, diperkirakan awal bulan April petani panen raya harga kembali normal, bahkan cenderung turun.