REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Sistem 119 yang baru saja diluncurkan perlu ada evaluasi. Namun Dinas Kesehatan DKI Jakarta menolak jika sistem 119 disebut belum optimal. Begitu juga dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan pihak terkait.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan, rencana evaluasi yang dilakukan pekan depan akan membahas kepesertaan pasien, rumah sakit sebagai pihak terkait.
"Secara keseluruhan akan dievaluasi baik sistem komunikasi informasi dan jumlah dokter," ujarnya di Ruang Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Rabu (13/3).
Sejauh ini, lanjutnya, sistem 119 dan KJS berjalan sesuai rencana. Meski masih ada kekurangan, hal itu dianggapnya wajar karena sistem baru dijalankan beberapa hari.
Dikatakan Dien, hingga saat ini pihaknya telah menambah 351 tempat tidur kelas tiga dengan jumlah keseluruhan tujuh ribu di seluruh Rumah sakit DKI Jakarta.
"Nanti akan bertambah sekitar 1.500 buah, diantaranya yang sudah ditambah RSUD Koja sebanyak 400 buah, RS Jaksel 400 buah, dan puskesmas sebanyak 200 buah," ujarnya.
Dien berharap penambahan tempat tidur akan selesai selama dua tahun kedepan. Untuk saat ini fasilitas rawat inap puskesmas telah mencapai 250 tempat tidur. Untuk penambahan selanjutnya bertahap sejumlah 250 buah.
Sedangkan penguatan KJS nantinya harus ditingkatkan sistem komunikasi dan sistem rujukan. Selain tempat tidur penambahan tenaga dokter dan paramedis harus ditambah.
"Kekurangannya akan dilihat bergantung rumah sakit yang terjadi penambahan pasien, kira-kira tenaga dokter masih kurang 400 orang lagi," kata Dien.