Rabu 13 Mar 2013 14:42 WIB

Komnas PA Nilai Penanganan Peluru Nyasar Fathir Lambat

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Hazliansyah
Sejumlah kerabat berduka ketika bocah korban peluru nyasar Fathir Muhammad (13 bulan) meninggal dunia di Makassar, Sulsel, Jumat (8/3). Fathir yang sempat bertahan selama satu bulan itu menjalani perawatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan
Foto: Antara Foto
Sejumlah kerabat berduka ketika bocah korban peluru nyasar Fathir Muhammad (13 bulan) meninggal dunia di Makassar, Sulsel, Jumat (8/3). Fathir yang sempat bertahan selama satu bulan itu menjalani perawatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdekat Sirait, mengatakan aparat kepolisian sangat lambat dalam mengungkap kasus peluru nyasar yang menimpa Fatir Muhammad.

Untuk itu pihaknya akan meminta Kepolisian Daerah untuk menyelidiki kasus yang menewaskan Fatir, seorang bayi di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Ditangani polsek terlalu lama, ini kan kasus besar," kata dia saat mendampingi orang tua Fatir dalam jumpa pers di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (13/3) siang.

 

Selain itu, Komnas PA, ujar Arist, akan melaporkan kepada Mabes Polri terkait kasus Fatir ini. Hal ini agar penyelidikan berkembang dan cepat mendapatkan hasil.

 

Nur, kata dia, hanya meminta kejelasan kasus ini dan apabila ada yang bersalah harap dihukum sesuai aturan yang berlaku. Hasil lab menyatakan, peluru merupakan kaliber 30. Seharusnya polisi mengetahui peluru itu milik siapa dengan hasil laporan lab.

"Pabrikan atau bukan," ujar dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement