Rabu 13 Mar 2013 17:34 WIB

Aklamasi Cermin Ketakutan Majelis Tinggi

Red: Mansyur Faqih
Pendukung Partai Demokrat
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pendukung Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat kembali terbelah. Kali ini, terkait mekanisme pemilihan ketua umum baru dalam kongres luar biasa (KLB). 

Pengurus daerah berpandangan mekanisme pemilihan harus dengan cara demokratis alias terbuka. Namun sejumlah elite pusat Demokrat justru berpendapat mekanisme aklamasi sebagai jalan terbaik. 

Pengamat politik UGM Ary Dwipayana menyatakan, wacana aklamasi merupakan cermin ketakutan majelis tinggi kepada faksi-faksi yang ada di internal Demokrat. Jika dilakukan secara terbuka, takutnya tak mendapat calon ketua umum yang diinginkan. 

"Ada ketidakyakinan secara kalkulatif untuk bisa mengatur kekuatan peserta kongres," katanya ketika dihubungi, Rabu (13/3).