Kamis 14 Mar 2013 02:07 WIB

Duh, Hidup Makin Susah, Ini Satu Pemicunya

Pedagang sayur mayur di pasar tradisional (ilustrasi).
Foto: Antara/Yuhdi Mahatma
Pedagang sayur mayur di pasar tradisional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Mahalnya bawang putih yang hingga kini sudah pada kisaran harga Rp 60 ribu per kilogram, kini juga diikuti dengan naiknya harga sayur mayur seperti kol dan jagung muda. Bahkan, kedua jenis kebutuhan tersebut yaitu kol dan jagung muda saat ini mengalami kelangkaan di pasar.

Kalaupun ada beberapa pedagang sayuran yang menjual, selain harganya cukup tinggi, barangnya juga kurang bagus hingga membuat konsumen enggan membeli. 

Iyen (55 tahun) pedagang sayuran di PD Pasar Jaya Kalideres mengatakan, kenaikan harga sayur kol dan jagung muda sudah berlangsung hampir sebulan. Sayur kol yang awalnya hanya Rp 2.500 per kilogram, saat ini naik menjadi sekitar Rp 6.000-6.500 per kilogram.

“Selama ini untuk sayur kol umumnya didatangkan dari Medan dan Bandung. Tapi sudah hampir sebulan ini suplai sayur kol dari Bandung tidak ada sama sekali. Barangnya sedikit, harganya jadi mahal,” keluh Iyen seperti dilansir situs beritajakarta.com.

Begitu pun harga jagung muda juga mengalami kenaikan. Untuk ukuran kecilnya saja, biasa dijual Rp 1.000 per satuan, kini naik menjadi Rp 2.000-2.500 per buah. “Karena mahal masyarakat jadi enggan membeli, jadinya banyak yang busuk dan terpaksa kami buang,” terang Iyen.

Hal yang sama juga terjadi di Pasar Kemiri, Kedoyautara. Kasmuri (45) pedagang sayuran yang sudah 15 tahun berdagang di pasar tersebut menuturkan, saking mahal dan langkanya sayur kol, sejak dua minggu ia tidak kebagian kedua jenis barang tersebut.

Sedangkan untuk harga bawang merah juga mengalami kenaikan yang awalnya Rp 12.000-15.000 per kilogram, kini Rp 50.000-55.000 per kilogram. “ Itupun untuk jenis bawang ukuran kecil. Kalau ukurannya yang besar harganya Rp 60.000 per kilogram,” terang Susi.

Kasudin Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat, M Adiah mengatakan, tingginya harga bawang merah diakibatkan tidak menentunya cuaca di Indonesia khususnya Tegal dan seputarnya yang merupakan penghasil bawang merah. Tidak menentunya cuaca ini, membuat petani banyak yang gagal panen. “Hal yang sama juga terjadi pada petani sayur kol dan jagung muda, hingga membuat keduanya jadi mahal dan langka,” tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement