REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus pertama dari Amerika Latin. Pemilihan tersebut mengubah sejumlah tradisi dalam pemilihan Paus. Ketika terpilih, Paus Fransiskus membuat sejarah sebagai Paus non-eropa pertama di era modern.
Dia juga merupakan Paus dari Amerika Latin yang pertama dan yang pertama kali memberi namanya sendiri sebagai Fransiskus. Setelah terpilih, dia juga melanggar tradisi Vatikan. Dia menemui publik pertama sebelum 150 ribu orang memadati Lapangan Santo Petrus.
Dia lebih memilih untuk meminta warga Katolik berdoa baginya dibandingkan memberkati kerumunan. "Mari kita katakan doa ini, doa kalian bagi saya, dalam keheningan," ujarnya kepada kerumunan yang bersorak tidak lama setelah dia terpilih, dilansir CNN.
Tindakan tersebut ditafsirkan juru bicara Vatikan sebagai tanda kesediaan Paus baru untuk membuang tradisi. Dia dikatakan bersedia membuat jalan sendiri dengan cara lain.
"Kami memiliki seorang Paus yang mungkin mengecewakan beberapa orang malam ini dengan tidak mengikuti tradisi," kata Rev Tom Rosica.
Sebagai Paus, Bergoglio memimpin Gereja Katolik yang diguncang skandal pelecehan seksual hingga klaim korupsi dan pertikaian di antara hirarki gereja. Pria berusia 76 tahun tersebut sebelumnya menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires.
Dia mengambil nama Fransiskus untuk menghormati St Fransiskus dari Asisi yang dihormati di kalangan umat Katolik karena jasanya pada orang miskin. Sebagai kardinal, dia menentang Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner karena tidak sepakat dengan pernikahan gay dan distribusi bebas alat kontrasepsi.
Dia dikenal karena kesederhanannya. Dia memilih tinggal di apartemen, naik bus untuk bekerja, dan memasak makanannya sendiri.