Kamis 14 Mar 2013 16:08 WIB

Manduro: Pembalseman Chavez Sulit Dilakukan

Hugo Chavez
Foto: REUTERS/Gil Montano
Hugo Chavez

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pejabat Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu mengumumkan bahwa rencana untuk membalsem dan mengabadikan Hugo Chavez di sebuah museum "seperti Lenin" akan sulit untuk direalisasikan.

"Kami telah mengundang para ahli yang terbaik dari seluruh dunia, dari Rusia dan Jerman.. Laporan para ilmuwan dan pandangan mereka ternyata menyimpulkan bahwa sulit untuk membalsem jenazah Chavez agar dapat diabadikan secara permanen," kata Maduro dalam sebuah acara yang disiarkan melalui televisi pemerintah.

Pemerintah Venezuela sebelumnya menyatakan bahwa mereka ingin jenazah pemimpin revolusioner Amerika Latin itu diabadikan setelah ia wafat pada 5 Maret lalu akibat kanker yang menggerogoti tubuhnya selama 14 tahun terakhir.

"Alasannya adalah langkah persiapan yang harus dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga keputusan pun harusnya dibuat lebih awal lagi," kata Maduro.

Maduro menambahkan, dirinya memiliki kewajiban untuk melaporkan langkah tersebut sehingga rakyat Venezuala mengerti bahwa ada tantangan yang menyebabkan proses pembalseman itu tidak bisa dilakukan.

Dua hari setelah Chavez meninggal, Maduro mengumumkan bahwa jenazah pemimpin karismatik itu akan "diabadikan" agar bisa menjadi inspirasi seluruh rakyat Venezeula.

Peti jenazah Chavez telah disemayamkan selama beberapa hari di Karakas, dengan puluhan ribu pendukungnya yang tak henti-henti melayat guna mengucapkan salam perpisahan mereka.

Rakyat Venezuela tak lama lagi akan memilih pemimpin baru untuk menggantikan Chavez, yang akan diikuti oleh Maduro dan pemimpin oposisi Henrique Capriles.

Ribuan pendukung Chavez berkumpul di depan kantor Komisi Pemilihan Nasional ketika Maduro, yang mengenakan jaket berwarna bendera Venezuela, secara resmi mendaftarkan pencalonannya.

"Saya bukan Chavez, tetapi saya adalah penerusnya dan kita semua merupakan pendukungnya," kata Maduro.

Dengan mengenakan baret merah dan kaos bergambar wajah Chavez, para pendukungnya bersumpah setia untuk melanjutkan revolusi sosialis yang dilakukan oleh mantan anggota pasukan khusus itu selama lebih dari satu dekade terakhir.

Sementara itu Capriles (40), gubernur negara bagian Miranda yang kalah dari Chavez dalam pemilihan presiden pada Oktober lalu, mengimbau agar para pendukungnya tidak turun ke jalan, tetapi pada Minggu mengingatkan kepada Maduro bahwa dirinya akan berjuang keras untuk memenangkan pemilu.

"Anda harus mengalahkan saya dengan suara yang sangat banyak," kata Capriles ketika menerima pencalonan dari koalisi utama oposisi.

Rakyat Venezuela dijadwalkan memberikan suaranya pada 14 April mendatang setelah sebuah masa kampanye singkat. Para analis mengunggulkan Maduro dalam pemilihan itu karena Chavez memilihnya sebagai penerusnya dalam penampilan terakhirnya sebelum menjalani operasi kanker di Kuba pada Desember lalu.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement