REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO--Iklan anti-Islam beredar di jalanan San Fransisco. Kemunculan iklan itu sangat disayangkan sejumlah pihak.
Jaksa San Fransisco, George Gascon menilai iklan itu hanya bertujuan merendahkan Muslim dan keturunan Arab yang menjadi bagian kota ini. "Ini hanya memicu kebencian dan perpecahan di negara ini," kata dia seperti dikutip San Fransisco Chronicle, Kamis (14/3).
Dalam iklan yang muncul di bus tersebut menampilkan foto-foto pemimpin Alqaidah, Osama bin Laden dan korban penembakan massal Fort Hood. Di bawahnya terdapat tulisa yang menyebutkan "Membunuh Orang Yahudi Adalah Ibadah yang Membawa Kita Lebih Dekat Dengan Allah".
Direktur Eksekutif, Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) San Fransisco, Theresa Sparks menilai iklan itu tidak memikirkan dampak psikologis yang dialami anak-anak muda, anak-anak keturunan Arab dan umat Islam yang naik bus ini. "Coba tebak perasaan mereka, keluarga mereka," kata dia.
Pengawas Media Publik, David Ciu menilai iklan tersebut bila dilihat dari amandemen pertema tidak memungkinkan pelaku untuk dihukum. Meski, Dewan Kota memiliki kesempatan menghukum mereka dengan rasis dan islamofobia.
"Kami akan terus memantau dampak dari iklan seperti ini, lalu akan dilakukan kajian yang diharapkan mampu memberikan solusi," kata dia.
Direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) San Fransisco, Zahra Billo mengatakan selama bertahun-tahun masyarakat San Fransisco menjaga hubungan yang baik dengan umat Islam.
Ini terlihat dari begitu jarang warga melihat pesan seperti ini. "Ini hanya merusak hubungan antar umat beragama. Satu hal yang kita terus bangun," kata dia.
CAIR sendiri telah melakukan kampanye damai serangan balik terhadap iklan tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan aktivitas kampanye My Jihad.
Banyak kalangan menilai, iklan ini meniru dengan apa yang dilakukan aktivis anti-Islam, Pamela Geller di stasiun kereta bawah tanah New York. Iklan itu juga mendapat reaksi negatif dari warga New York.