Jumat 15 Mar 2013 17:25 WIB

Dukung SBY, Aktivis Muda NU Minta Said Aqil Dievaluasi

Said Aqil Siradj
Foto: Agung Fatma Putra/Republika
Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) menyayangkan kunjungan 13 organisasi massa (ormas) Islam yang bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena pertemuan itu dilakukan saat SBY tengah menghadapi berbagai persoalan internal di Partai Demokrat. 

"Kunjungan tersebut terkesan sangat politis. Amat sangat disayangkan Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum PBNU memimpin kunjungan ke Istana dan mengeluarkan statement politik tentang dukungan terhadap Presiden SBY," kata aktivis muda NU, Gugus Joko Waskito, Jumat (15/3).  

Menurutnya, Said Aqil justru terkesan mempolitisasi NU. Manuver Said Aqil pun jelas-jelas dianggap melenceng jauh dari sejarah berdirinya NU. 

Ia menjelaskan, para pendiri, seperti Hasyim Asy'ari, A Wahab Hasbullah, dan Bisri Syansuri, ingin membawa NU sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan. Khususnya, mengurus persoalan sosial, ekonomi, pendidikan dan dakwah. 

"NU itu bukan organisasi politik yang dipakai sebagai alat dukung-mendukung kekuasaan," kata Direktur Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) tersebut.

Ia menilai, Said Aqil harusnya tidak melakukan dukungan itu. Melainkan harus mendengar dulu bagaimana dawuh para kyai. Termasuk juga jajaran Ra'is Syuriah, pengurus wilayah dan cabang NU.

"Jangan bermanuver politik sendiri dengan menggunakan PBNU sebagai alat politik. Said Aqil layak untuk di evaluasi. Kembalikan NU sesuai dengan khittah perjuangan," papar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement