Sabtu 16 Mar 2013 04:26 WIB

Rakyat Inggris Anggap Serangan ke Irak, Kesalahan Fatal

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Anggota Blackwater dalam perang Irak
Foto: AP
Anggota Blackwater dalam perang Irak

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masyarakat Inggris menilai serangan ke Irak adalah satu dari dosa sejarah yang fatal. Mereka juga meyakini, mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, adalah salah satu pejabat yang berhasil mengelabui rakyatnya atas invansi ke Baghdad.

Sebuah hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga YouGov mengatakan demikian. Dikatakan, sekira 53 persen masyarakat di Inggris menjawab serangan Inggris ke Irak adalah salah. Hanya 27 persen yang menyatakan dukungannya dan menganggap invansi adalah benar.

Pertanyaan lainnya juga menempatkan 56 persen masyarakat di Inggris menganggap, invansi yang terjadi sejak 2003 itu menimbulkan risiko keamanan bagi warga di Inggris. Mereka juga setuju mengatakan Tony Blair adalah penjahat perang yang harus diseret ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag.

YouGov adalah lembaga survei dalam negeri di Inggris. jajak pendapat dilakukan untuk memperingati satu dekade keikutsertaan Pemerintahan Inggris dalam menghabisi rezim Sadam Hussein di Baghdad. Hasil jajak pendapat tersebut dilansir dalam laman utama the Guardian, saat Jumat (15/3).

YouGov tidak menampilkan jumlah responden dalam jajak pendapat kali ini. Akan tetapi, survei ini menambah catatan tentang tidak adanya dukungan dari warga Inggris atas invansi militer ke Irak. Survei serupa pernah dilakukan pada 2003, dengan hasil 53 persen warga setuju dengan invansi tersebut.

Jajak pendapat kali ini menampilkan angka yang menarik. Disebutkan mereka yang setuju dengan invansi, 32 persen di antaranya adalah pria. Sedangkan 23 persen sisanya adalah perempuan. Berbagai pertanyaan lain juga mengindikasikan penolakan. Pertanyaan mengenai adanya senjata kimia pemusnah massal (WMD) di Irak, yang dijadikan alasan invansi, ternyata juga tidak diakui kebenarannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement