Jumat 15 Mar 2013 20:49 WIB

Yorris: Kritik Akbar ke Ical Harus Jadi Perhatian Serius

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Golkar mesti memperhatikan kritik Akbar Tandjung tentang pencalonan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres. Pendapat itu dilontarkan Ketua DPP Partai Golkar, Yorris Raweyai,

Pasalnya kritik itu bisa dipahami sebagai upaya membangun partai. "Harus menjadi perhatian serius. Ini untuk kepentingan partai," ketika dihubungi Republika, Jum'at (15/3).

Yorrys mengatakan DPP Partai Golkar harus menyikapi kritik Akbar dengan arif dan bijaksana. Sebab menurut Yorrys kritik Akbar merepresentasikan saran dan masukan Dewan Pertimbangan Golkar.

"Itu pendapat dan masukan dewan pertimbangan," ujarnya.

Berbagai persoalan menyangkut penetapan Ical sebagai capres akan dibicarakan lewat mekanisme internal partai. Yorrys mengatakan forum yang paling tepat adalah Rapimnas ke V.

Meski, Yorrys enggan memastikan apakah ada  kemungkinan penetepan Ical  sebagai capres dibatalkan. Alasannya, pencapresan Ical tidak dilakukan secara tiba-tiba.

"Pencapresan bang Ical sudah sejak Rapimnas ke II," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement