REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua panitia pengadaan proyek simulator SIM, AKBP Teddy Rusmawan memilih tutup mulut ketika ditanya dugaan dana proyek tersebut mengalir ke sejumlah anggota DPR.
"Ke Bu Ria (kuasa hukumnya, Dwi Ria Latifa) dulu deh," kata Teddy usai diperiksa penyidik KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (15/3).
Teddy mengaku dicecar 24 pernyataan terkait kasus simulator SIM oleh penyidik KPK. Ia menjelaskan pemeriksaannya kali ini hanya untuk melengkapi keterangan seputar kasus tersebut. "Masih ngelengkapin simulator," ujarnya berkelit.
Dwi Ria Latifa, kuasa hukum Teddy yang ikut mendampingi kliennya menjalani pemeriksaan di Gedung KPK juga enggan menjelaskan mengenai dugaan aliran dana ke sejumlah anggota DPR. Ia meminta agar para wartawan langsung menanyakan ke KPK.
Ria juga enggan berkomentar soal indikasi aliran dana ke anggota DPR terkait anggaran Kepolisian ini. Namun Dwi memastikan Teddy menjawab seluruh pertanyaan penyidik secara lengkap. "Wah kalau saya jawabnya no comment gimana. No comment saja. Kalau saya jawab apapun secara detil itukan sebaiknya itu tanya penyidik KPK nanti di pengadilan saja," ujarnya membantah.
Namun dalam wawancara dengan salah satu televisi nasional pada Jumat (15/3) malam, Ria mengaku Teddy menceritakan adanya pertemuan di Restoran King Crab. Teddy ikut serta dalam pertemuan itu, namun tidak satu meja dengan Irjen Djoko Susilo karena perbedaan pangkat dan jabatan.