REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Dua sekolah dan puluhan rumah dikosongkan di Belfast, Jumat (15/3), setelah benda yang diduga bom mortir ditemukan di dekat kantor polisi di ibu kota Irlandia Utara tersebut. Pengamanan itu dilakukan setelah dua serangan bom dengan sasaran penegak hukum dalam dua pekan terakhir diduga dilakukan oleh militan nasionalis Irlandia.
Benda yang dicurigai sebagai bom mortir ditemukan di tanah buangan sekitar 500 meter dari bagian belakang kantor polisi New Barnsley di daerah utara kota itu. "Mereka yang mendalangi serangan ini berniat membunuh," kata Inspektur Polisi, Emma Bond. Dia mengatakan, ahli-ahli peledak terus bekerja untuk menjinakkan bom itu.
Insiden itu terjadi setelah polisi menyergap sebuah kendaraan yang membawa empat bom mortir di Londonderry di bulan ini, yang kata pihak berwenang, diduga ditujukan pada sebuah kantor polisi. Akhir pekan lalu, tiga polisi cedera ketika bom meleda pada saat patroli dengan berjalan kaki di jalur pesisir di daerah pinggiran Belfast utara.
Sebuah perjanjian perdamaian 1998 mengakhiri kekerasan lebih dari tiga dasawarsa di provinsi yang dikuasai Inggris itu antara nasionalis Irlandia yang mayoritas Katholik dan unionis yang mayoritas Protestan. Kubu nasionalis mengupayakan penyatuan provinsi itu dengan Irlandia, sementara unionis ingin wilayah tersebut tetap menjadi bagian dari Inggris.
Pembangkang nasionalis, termasuk mantan gerilyawan yang memisahkan diri dari Tentara Republik Irlandia setelah mereka mengumumkan gencatan senjata, masih melancarkan serangan-serangan bom dan penembakan sporadis. Ancaman meningkat dalam empat tahun terakhir, setelah ada kekecewaan bahwa pemerintah dikuasai kalangan nasionalis.