REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dibuat geleng-geleng dengan fenomena naiknya harga bawang. Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, mengatakan persoalan harga bawang ini tidak bisa dijelaskan dengan teori umum.
Pasalnya, kata dia, kenaikan harga hanya disebabkan oleh persoalan demand dan suplai. Sementara, selama dua bulan ini tidak ada lonjakan permintaan (demand) atau tidak ada masalah dari sisi suplai. "Tidak ada distorsi dari negara asal impor, nggak ada goncangan dari sisi suplai," ujar Enny, dalam diskusi, Sabtu (16/3).
Ia mengatakan negara asal seperti Cina dan India tidak mengalami gangguan produksi atau kenaikan harga. Artinya, secara logika berapapun jumlah yang ingin diimpor, barang tersedia.
Tertahannya 332 kontainer bawang putih di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, semestinya tidak begitu mempengaruhi kenaikan harga bawang secara drastis. Menurut dia, bawang termasuk katagori barang yang tahan lama.
Artinya, kata Enny, semestinya masih ada stok yang tersedia sejak beberapa bulan sebelumnya sebagai cadangan untuk mengganti stok bawang yang tertahan di pelabuhan. Berdasarkan informasi data dari kementrian perdagangan kontainer yang tertahan setara dengan 9.686 ton.