REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres, Jumat (15/3), menyerukan segera ditemukannya "penyelesaian politik bagi krisis Suriah".
Setelah kunjungan pemeriksaan ke kantor pendaftaran UNHCR di Kota Pelabuhan Tripoli, Lebanon utara, Guterres mengatakan konflik Suriah merusak kestabilan wilayah tersebut dan dunia.
Ia mendesak masyarakat internasional agar memberi dukungan lebih besar kepada negara yang menampung pengungsi Suriah.
Pejabat PBB tersebut kembali menyampaikan terima-kasihnya kepada "Lebanon dan rakyatnya atas kemurahan hati yang telah mereka perlihatkan dalam menampung pengungsi".
Menurut Guterres, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu (16/3), sebanyak 3.000 orang Suriah meninggalkan negara mereka, yang dicabik pertempuran-- setiap hari pada Desember 2012, dan 5.000 orang setiap hari pada Januari serta 8.000 orang pada Februari.
UNHCR menyatakan di dalam laporan paling akhirnya bahwa jumlah orang Suriah yang mengungsi di Lebanon telah mencapai 336.000.