REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesak Manibor menuntut kejelasan statusnya sebagai manajer timnas senior Indonesia. Dia meminta Ketua Umum PSSI Djohar Arifin untuk menghargai kontrak dan Surat Keputusan (SK) yang telah dibuat.
Sesuai kontrak dan SK yang ditandatangani Djohar, ia percaya menjabat posisi manajer timnas selama ajang Pra-Piala Asia 2015 berlangsung. Namun kini posisinya menjadi tidak jelas. Yaitu setelah Djohar membentuk Badan Tim Nasional (BTN) yang membuat manajemen dan kepengurusan tanpa melibatkan kepengurusan sebelumnya.
"Tidak ada konfirmasi langsung kepada saya. SK saya sebagai manajer timnas pun belum dicabut," kata Mesak di Jakarta, Sabtu (16/3).
Mesak mengaku sangat kecewa dengan sikap Djohar yang semena-mena. Padahal, ia hanya meminta Djohar untuk menghargai kontrak. Dia menyatakan tak mempermasalahkan jika posisinya diganti. Asalkan melalui prosedur yang jelas.
"Saya tidak cari makan di PSSI atau pun di timnas. Bahkan saya yang memberi makan. Saya hanya minta dihargai," ungkap Bupati Kabupaten Sarmi, Papua tersebut.
Mesak sempat mendampingi anak-anak Garuda saat melakoni laga perdana kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Irak, 6 Februari silam. Namun kini, pengelolaan timnas diserahkan kepada BTN yang diketuai Bupati Kutai Timur, Isran Noor didampingi Komisaris PT Liga Indonesia, Harbiansyah Hanafiah sebagai wakil ketua.
Sedangkan posisi manajer timnas kembali dipercayakan kepada Habil Marati yang pernah menjadi manajer timnas Piala AFF 2012. "Djohar harus memberi penjelasan dan ketegasan. Jangan habis manis sepah dibuang," ucapnya.
Mesak bukan satu-satunya orang yang kecewa dengan sikap Djohar atas pembentukan BTN. Mantan pelatih timnas Nil Maizar beserta asistenya Fabio Oliveira juga merasakan nasib yang sama.
Nil Maizar dan Fabio diberhentikan secara sepihak oleh Djohar dengan terbentuknya BTN. Padahal, sesuai SK, keduanya ditunjuk sebagai pelatih selama Pra-Piala Asia 2015 berlangsung. Djohar melalui BTN menunjuk pelatih asal Argentina Luis Manuel Blanco untuk menukangi skuat Garuda.