Selasa 19 Mar 2013 03:50 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, Bagi komunitas Muslim Prancis, pembangunan Masjid Agung Strasbourg memiliki peranan yang sangat penting. Ada dua esensi dibalik berdirinya bangunan megah tersebut.
Pertama, menyatukan umat Islam yang memang terdiri dari latar belakang dan asal-usul yang berbeda. Kedua, melalui masjid itu, proses integrasi Muslim ke dalam masyarakat Prancis menjadi sangat mungkin. Ini karena masyarakat Prancis yang mayoritas non-Muslim memiliki kesempatan untuk bertemu dengan saudara mereka yang Muslim.
Dengan luas bangunan 1.300 meter persegi, atau 1.5 kali lipat dari bangunan yang sudah ada, Masjid Agung Strasbourg menampilkan wujud dari keberagaman Prancis. Ini karena lokasi masjid tak jauh dari Katedral terkenal Strasbourg, Notre Fame.
Sejak diresmikan tahun 1993 silam, masjid menjadi lokasi favorit para turis yang kebutulan berkunjung. Lebih dari 20.000 turis menyambangi masjid. Sebagian diantaranya mengikuti tur masjid. Pada kegiatan inilah, masyarakat Prancis mendapatkan kesempatan untuk memperoleh informasi yang benar tentang Islam dan Muslim.
Abdelrahman Binjalloun, apkoteker yang menyambi sebagai pemandu tur, mengatakan banyak turis yang begitu kritis menyampaikan pertanyaan tentang Islam dan Muslim. Bahkan, ada satu biarawan yang sengaja mengikuti tur untuk mencari tahu informasi tentang Islam.
Pendeta Benoit Ente, yang menjadi peserta tur yang dipimpin Binjallon, mengatakan sudah lama ia tertarik mencari tahu informasi tentang dunia Islam.
Wakil Wali Kota Strasbourg, Olivier Bitz mengatakan sejarah Masjid Agung sangat panjang, sulit dan berbelit-belit. Namun, masalah pelik itu melahirkan satu jawaban penting akan kebutuhan Muslim dan Masyarakat Prancis itu sendiri.