REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) memprioritaskan pelestarian lingkungan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2012-2017. Antara lain, melalui pelestarian hutan. Termasuk di dalamnya adalah pelestarian hutan bakau di pesisir pantai Aceh. "Kita telah memulai program ini (pelestarian lingkungan) sejak 2007)," tutur Gubernur NAD Zaini Abdullah di Banda Aceh, Senin (18/3).
Salah satu bukti konkret program pelestarian lingkungan yaitu gerakan penghijauan di sejumlah lokasi. Gerakan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait. Mulai dari pemerintah, akademisi, aktivis lembaga swadaya masyarakat hingga umum. "Baru-baru ini, rimbawan (perkumpulan sarjana kehutanan) Aceh menanam pohon massal di Pantai Lamtong," tambahnya.
Sedangkan dari sisi keilmuan, dia menyebut sejumlah agenda seminar dengan topik lingkungan. Misalnya, seminar nasional pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) hingga peluncuran program carbon based on mangrove.
Zaini mengharapkan dukungan dari Kemenhut ehutanan agar program lingkungan dapat berjalan dengan baik. Di samping peranan LSM, pecinta lingkungan dan masyarakat yang dinilainya penting. Pemerintah Aceh akan terus membangun komunikasi dengan tujuan meningkatkan optimalisasi program lingkungan. "Sehingga program ini hasilnya bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat," kata Zaini.