REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruangan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG), Setya Novanto dan anggota Golkar lainnya Kahar Muzakar. Penggeldahan tersebut terkait kasus suap PON Riau.
Partai Golkar, mengaku tidak terima penggeledahan yang dilakukan lembaga antirasuah tersebut. Sebab, menurut anggota FPG, Nudirman Munir, penggeledahan tersebut merusak citra lembaga DPR.
"Di dunia, parlemen adalah rumah rakyat yang terlindung dari hal-hal yang melecehkan," kata Nudirman Munir yang juga merupakan ketua DPP Partai Golkar, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3).
Ia mengaku bukan menolak kerja KPK. Namun, ia menambahkan, seharusnya KPK bisa bekerja dengan tetap menjaga nama baik lembaga DPR. Jika KPK terus melakukan penggeledahan ruang kerja anggota DPR, ia mengatakan, hal itu sama saja KPK melecehkan lembaga negara.
"Kalau kondisi ini berlanjut terus sama saja dilecehkan," kata anggota Komisi III DPR ini menegaskan.
Penggeledahan yang dilakukan KPK terhadap ruangan Setya Novanto dinilai Nudirman tidak memiliki dasar. Ia malah menyarankan KPK agar bekerja dengan tujuan yang jelas. Tak lupa, ia juga mencontohkan peristiwa penggeledahan yang dilakukan KPK terhadap ruang kerja Ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan.
Nudirman mejelaskan, penggeldekan ruang setya Novanta sama dengan ruang Bagir Manan, karena dianggap merusak citra lembaga negara. "Kalau bukti kuat sah-sah saja. Inggat nggak dahulu Bagir Manan digeledah. Masa ruang ketua Mahkamah Agung digeledah. Harusnya dihargai," katanya menegaskan.