Rabu 20 Mar 2013 16:34 WIB

Suriah dan Oposisi Saling Tuduh soal Serangan Kimia

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Seorang pria membersihkan pecahan truk yang hancur dihantam roket di sebuah jalan di Distrik Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Narciso Contreras
Seorang pria membersihkan pecahan truk yang hancur dihantam roket di sebuah jalan di Distrik Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah dan oposisi saling tuduh terhadap serangan rudal kimia di sebuah desa di utara Suriah, Selasa (19/3). Kantor berita Suriah SANA menuduh oposisi menembakkan rudal yang mengandung zat kimia ke desa Khan al-Assal di Kota Aleppo, Suriah.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faysal Mekdad mengatakan, sebanyak 31 orang tewas. SANA menambahkan bahwa lebih dari 100 orang terluka, beberapa dari mereka mengalami kondisi kritis.

Tidak hanya itu, rezim Suriah menerbitkan gambar yang menunjukkan korban, termasuk anak-anak, tandu sebuah sebuah bangsal rumah sakit, tapi i tidak ada satu pun menunjukkan tanda-tanda luka fisik. ’’Ini adalah kejahatan lain yang ditambahkan ke dalam catatan kelompok oposisi bersenjata yang didukung oleh beberapa negara Arab, dan negara-negara Barat,’’ kata Mekdad.

Untuk mendukung klaim serangan kimia yang dilakukan oleh oposisi, SANA menunjukkan video yang diposting di YouTube beberapa bulan yang lalu yang diakui untuk melawan rezim presiden Suriah Bashar al-Assad dengan melakukan eksperimen meracuni tikus, dan kelinci.  Tapi asal usul video tersebut tidak diketahui.

Oposisi dengan cepat membantah. Mereka balik menuduh pasukan Suriah-lah yang melakukannya.

Seorang anggota oposisi Mayor Jenderal Adnan Sillu, yang sebelumnya berada di pihak rezim dan bertanggung jawab atas program pelatihan senjata kimia Suriah menunjuk hidung pemerintah Assad sebagai pelakunya. ‘’Hanya rezim memiliki rudal jarak jauh yang mampu mengirim bahan kimia," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement