REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas menegaskan kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke Palestina memang memberi nilai positif, tapi tidak untuk perdamaian di sana.
Yunahar mengingatkan, sekalipun Presiden AS dijabat oleh Obama, negeri Paman Sam hanyalah negara yang tidak mampu lepas dari tekanan lobi Israel. Jadi, kalau ada sikap mendua terkait konflik Palestina-Israel bukan sesuatu yang mengherankan.
"Jangan terlalu berharap banyak kepada Amerika, sekalipun presidennya Obama," kata Yunahar kepada Republika di Jakarta, Rabu (20/3).
Pada banyak momentum, AS selalu ada dibelakang Israel. Bahkan, dalam beberapa konflik yang menyebabkan peperangan, AS justru mendukung Israel.
Namun, kunjungan Obama ke Palestina tidak dipungkiri tetap ada artinya. Terlebih jika kunjungan itu memberi suntikan ekonomi bagi masyarakat Palestina.
"Justru dunia Islam melalui OKI harus meningkatkan tekanannya pada Amerika untuk mengimbangi lobi Israel," ujar Yunahar.
Hal itu sangat diperlukan agar AS lebih serius dan adil mendukung kemerdekaan Palestina. Bukan lagi selalu berada dibalik negara Israel. Saat ini memang harus diakui tekanan lobi Yahudi sangat kuat untuk AS.