REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditunjuknya Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai ketua panitia pengarah (steering committee) kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat dinilai sebagai bagian dari skenario besar.
"Ya sudah sangat mengarah. Posisi Ibas sebagai penanda bahwa skenario besar akan dilanjutkan," kata pengamat politik LIPI Firman Noer, saat dihubungi Republika, Rabu (20/3).
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menurut Firman, jelas sekali menginginkan agar pemilihan ketum nanti berjalan kondusif dan tidak menimbulkan persoalan seperti kongres sebelumnya di Bandung. Ketum terpilih pun, akan diarahkan pada sosok yang bisa mengakomodir keinginan Cikeas, tetapi bisa diterima oleh internal partai.
Dengan begitu, kata dia, pemilihan panitia pelaksana KLB nanti juga diarahkan agar keinginan majelis tinggi bisa direalisasikan dengan baik. "Apapun yg akan terjadi di sana tetap agenda setting-nya akan kentara. Jadi jelas sekali dengan pemilihan Ibas sebagai pengarah KLB maksudnya apa," ungkap Firman.
Wacana pemilihan ketum secara aklamasi, lanjut Firman, akan semakin mudah dilakukan bila Ibas yang mengatur jalannya kongres. Sehingga, dugaan bahwa KLB hanya bagian dari demokrasi semu akan benar adanya. Dampaknya, calon-calon ketum yang tidak terlalu diinginkan Cikeas peluangnya akan semakin kecil.