REPUBLIKA.CO.ID, Korea Utara mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya jika Washington terus melakukan pelatihan terbang pesawat pengebom nuklir B-52 di Semenanjung Korea.
Pada hari Senin, juru bicara Pentagon George Little mengatakan, penerbangan itu bagian dari pelatihan gabungan militer AS-Korea Selatan dan sebagai penegasan komitmen Washington untuk membantu Seoul menghadapi serangan utara.
Pyongyang mengecam latihan gabungan militer AS-Korsel dan mengatakan latihan itu merupakan provokasi yang tak dapat diampuni dan latihan untuk invasi, kantor berita KCNA melaporkan. "AS memperkenalkan serangan nuklir strategis ke Semenanjung Korea pada saat situasi sedang di ambang perang," kata Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan.
Korut bersumpah akan memberi respons militer yang kuat jika pengebom strategis AS kembali terbang di Semenanjung Korea. Perkembangan itu datang pada saat ketegangan meningkat antara Korut dan Korsel bersama dengan sekutu-sekutunya.
Pentagon mengatakan, satu pesawat B-52 dari dan Pangkalan Udara Andersen di Guam, terbang di Korsel pada 8 Maret sebagai bagian dari pelatihan militer bersandi Foal Eagle. "Pengebom B-52 Stratofortress dapat melakukan berbagai misi termasuk membawa senjata-senjata konvensional dan nuklir," kata George Little.