REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri (PM) Prancis Jean-Marc Ayrault, Rabu (20/3) mengungkapkan, tentara Prancis akan mulai ditarik dari Mali pada akhir April mendatang.
‘’Anggota parlemen di Majelis Nasional Perancis dan Senat akan mengadakan pertemuan pada Senin (25/3) untuk menilai keterlibatan tentara Perancis (di Mali),’’ ujar Ayrault seperti dikutip dari Alarabiya, Kamis (21/3).
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius sebelumnya mengatakan sebanyak empat ribu tentara Prancis akan ditarik dari Mali saat bulan Maret 2013. Kemudian presiden Prancis Francois Hollande berjanji mengurangi pasukan mulai April 2013.
Paris mulai mengerahkan pasukan pada 11 Januari 2013 untuk membantu menghentikan gerilyawan yang telah menguasai bagian utara Mali sejak April 2012. Gerilyawan itu kemudian bergerak ke selatan dan mengancam ibu kota Mali di Bamako.
Hingga saat ini sekitar 1.200 tentara Prancis masih ditempatkan di Mali. Masih ada daerah-daerah yang menjadi tempat perlawanan oleh gerilyawan seperti di Gao.
Selama intervensi, sebanyak lima tentara Prancis tewas di tempat itu. Saat ini pasukan Prancis di Mali didukung oleh pasukan Afrika. Pasukan itu berasal dari Chad dan memiliki pengalaman dan pelatihan.