Kamis 21 Mar 2013 06:52 WIB

Cina Akan Menjadi Pasar "Online" Terbesar se-Dunia

Belanja Online (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Belanja Online (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Penjualan secara "online" (daring) di Cina diperkirakan akan melebihi 420 miliar dolar AS per tahun pada 2020, yang kemungkinan akan menjadikan negara tersebut pasar ritel "online" terbesar di dunia.

Perusahaan konsultan manajemen global McKinsey & Co. mengatakan penjualan diperkirakan mencapai antara 420 miliar dolar AS hingga 650 miliar dolar AS, didorong oleh meningkatnya kelas konsumen dan populasi terbesar dunia dari pengguna internet, sekarang lebih dari 500 juta orang.

"Cina siap untuk menjadi pasar 'e-tailing' terbesar di dunia," McKinsey mengatakan, menambahkan penjualan pada 2020 akan sesuai dengan ukuran gabungan pasar saat ini di AS, Jepang, Inggris, Jerman dan Prancis.

Cina melakukan pengawasan ketat atas konten internet, menyensor konten yang dianggap cabul atau sensitif secara politis, melalui apa yang dikenal sebagai "Great Firewall", sebuah sistem pembatasan dan larangan "online".

Tetapi McKinsey mengatakan pemerintah sejauh ini telah mengizinkan e-commerce (perdagangan secara elektronik) Cina untuk berkembang tanpa banyak intervensi.

Penjualan ritel "online" Cina mencapai 120 miliar dolar AS pada 2011 dan naik lebih lanjut ke estimasi 190 miliar dolar AS menjadi 210 miliar dolar AS tahun lalu, kata laporan McKinsey.

Itu sudah menempatkan negara tersebut mendekati Amerika Serikat, pemimpin dunia saat ini, yang telah memperkirakan penjualan ritel online sebesar 220 miliar dolar AS menjadi 230 miliar dolar AS pada 2012.

Penjualan ritel "online" sekarang mencapai lima hingga enam persen dari jumlah transaksi konsumen China, sedikit lebih tinggi dari lima persen di Amerika Serikat, kata laporan tersebut menambahkan.

"Cina bisa melupakan ekspansi nasional toko secara fisik yang sering dilihat di negara-negara Barat dan bergerak langsung ke lingkungan ritel yang lebih digital," laporan memprediksi.

Dikatakan pergeseran tersebut bisa membantu memacu konsumsi domestik di Cina, terlebih pemerintah sedang mencoba untuk beralih dari ketergantungan terhadap ekspor dan investasi.

Tetapi McKinsey mendesak Cina untuk memperluas infrastruktur broadband internet, mendukung investasi dalam bidang logistik dan mendorong inovasi dalam teknologi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk penjualan "online".

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement