REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Venezuela telah memutuskan saluran komunikasi informal dengan Amerika Serikat. Keputusan itu diambil Caracas terkait komentar-komentar yang dilontarkan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS soal pemilihan presiden bulan depan.
Negara OPEC itu membangun kontak tahun lalu dengan Roberta Jacobson, diplomat tingkat tinggi AS untuk Amerika Latin, dalam upaya meningkatkan hubungan bilateral setelah ketegangan yang berlangsung beberapa tahun antara kedua negara.
Menteri Luar Negeri Elias Jaua mengatakan kontak saat ini dihentikan karena pernyataan-pernyataan Jacobson baru-baru ini soal pemilihan tanggal 14 April -- yang diselenggarakan untuk memilih pengganti mendiang presiden, Hugo Chavez.
"Karena komentar-komentar terbaru Jacobson... kami menyadari tidak ada gunanya kita membuang-buang waktu," kata Jaua dalam upacara untuk menghormati dua diplomat Venezuela yang diusir dari Washington dalam insiden saling balas.
"Kontak apapun yang dibangun, sudah ditangguhkan," katanya.
Ia menambahkan bahwa kontak-kontak diplomatik rutin --seperti hubungan di bidang kekonsuleran-- akan terus berlanjut.
Jacobson mengatakan kepada surat kabar Spanyol El Pais pekan lalu bahwa rakyat Venezuela layak mendapatkan pemilihan yang bebas dan adil dan menambahkan bahwa hal itu "termasuk pers bebas, yang kami tidak melihatnya dalam tahun-tahun terakhir ini."
Hubungan antara Washington dan Chavez mengalami ketegangan dalam masa 14 tahun kepemimpinan Chavez, diwarnai dengan perang kata-kata, pengusiran diplomat dan sengketa ideologis menyangkut berbagai masalah, dari perdagangan bebas hingga perang terhadap obat-obatan terlarang.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa anak didik Chavez, Nicolas Maduro, yang saat ini bertindak sebagai presiden sementara, memimpin posisi persaingan dibandingkan kandidat oposisi, Henriqe Capriles.
Pada hari wafatnya Chavez tanggal 5 Maret lalu, Venezuela mengusir dua diplomat AS atas tuduhan berupaya melakukan konspirasi dengan militer Venezuela.