Kamis 21 Mar 2013 07:54 WIB

Jokowi: Jakarta Kota Perdagangan, Bukan Industri

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Mansyur Faqih
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan)
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yakin kalau pengusaha akan mencari tempat investasi yang lebih menguntungkan. Meski pun tempat itu bukan Jakarta. Karena Ibu Kota akan difokuskan untuk kota jasa perdagangan. "Kalau di sebuah daerah dianggap UMP-nya sudah berat bagi penguasaha, mereka akan bergeser ke daerah yang masih murah di sisi pekerja, dunia usaha biasa seperti itu," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Kamis (21/3).

Menurutnya, pemprov memiliki kewajiban untuk mencegah pergi setiap perusahaan yang hendak hengkang dari DKI Jakarta. Namun, kalau tidak bisa dicegah, maka tidak ada yang bisa dilakukan. Jokowi menampik adanya perusahaan asal Korea Selatan yang akan hengkang. Ia hanya mengatakan kalau ada sekitar 80 perusahaan yang mengajukan penangguhan UMP. "Artinya perusahaan yang berbasis padat karya memang kita berikan penangguhan," ujarnya. 

Ia pun meminta agar setiap orang mengerti arah Jakarta sebagai kota perdagangan, bukan kota industri. Karenanya, wajar jika tak ada iklim investasi di Jakarta. Ini lantaran jika investasi berbasis padat orang, maka beban untuk biaya tenaga kerja akan tinggi. Sehingga, ini akan memberatkan para pengusaha.

"Jakarta ini bukan mau dibuat sebuah kota industri, ini kota jasa perdagangan, jadi makronya kita harus mengerti semua," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement