Jumat 22 Mar 2013 08:04 WIB

Setelah Bawang, Giliran Hargai Cabai Meroket

Rep: Yulianingsih/ Red: Heri Ruslan
  Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang mengemasi cabai-cabai yang dibeli pelanggannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Kota Yogyakarta terus melonjak. Harga cabai rawit naik menjadi 45 ribu rupiah per kilogram.

Padahal, sebelumnya harga cabai rawit hanya Rp 30 ribu per kilogram.

"Memang naik lagi dari sore kemarin (Kamis)," kata Maryati (42) pedagang sayur di Pasar Kota Gede Yogyakarta, Jumat (22/3).

Karena harga semakin tinggi, ia mengaku tidak berani membeli stok cabai dalam jumlah banyak.  Selain itu cabai rawit merah juga semakin sulit di dapat.

"Kalau harga cabai lainnya naiknya gak banyak, hanya rawit merah yang terus naik," ujarnya.

Harga cabai rawit hijau, kata dia, hanya 20 ribu rupiah per kilogram atau naik dua ribu rupiah dari awal pekan lalu. Harga cabai hijau keriting juga hanya 20 ribu rupiah. Cabai merah besar juga stabil di harga 25 ribu rupiah.

Kasie pengawasan perdagangan Dinas Perindustrian perdagangan koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta, Sri Harnani mengaku baru akan melakukan pemantauan harga cabai di lapangan Jumat ini.

"Kita masih sibuk memantau harga bawang, sekarang cabai justru naik," katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Edy Suharyanto mengatakan, harga cabai akan terus melonjak hingga April. Pasalnya petani cabai di wilayahnya saat ini baru memasuki musim tanam dan panen akan dilakukan akhir April hingga Mei.

"Itu karenanya stok terbatas, petani baru musim tanam," ujarnya.

Ada 400 hektare luas lahan cabai di wilayah Kabupaten Bantul.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement