Jumat 22 Mar 2013 11:51 WIB

Defisit Perdagangan Jepang Belum Membaik

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Mata uang yen Jepang (ilustrasi)
Foto: WIKIPEDIA
Mata uang yen Jepang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang membukukan defisit perdagangan selama delapan bulan berturut-turut. Hal itu menjadi tantangan terberat yang dihadapi pemerintahan baru Jepang dalam mengatasi masalah ekonomi setempat.

Ekspor Jepang turun pada Februari, sementara impor naik, sehingga defisit perdagangan tercatat mencapai 777,5 miliar yen atau sekitar Rp 78,5 triliun. Ekspor merupakan pendorong perekonomian Jepang, namun kinerjanya menurun dalam delapan bulan terakhir.

Para analis mengatakan, ekspor menghadapi sejumlah tantangan dan penurunan nilai tukar yen tidak cukup membantu peningkatan hasil tukar ekspor. Menurut Kementerian Keuangan setempat, ekspor turun 2,9 persen pada Februari dibandingkan periode yang sama 2012. Sementara, impor naik 11,9 persen.

Sementara itu, nilai tukar yen jatuh hingga 20 persen terhadap dolar AS sejak November 2012. Hal itu membuat barang-barang Jepang lebih terjangkau bagi warga asing. "Tidak masalah seberapa besar yen melemah dari level yang sekarang, kita tidak mungkin melihat pemulihan yang tajam pada ekspor," ujar analis dari RBS Securities, Junko Nishioka, dilansir BBC.

Menurut analis, ekspor Jepang telah digeser produk luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Hal itu membuat ekspor tidak meningkat. Pada saat yang sama, mereka menghadapi penurunan permintaan dari pasar utama Uni Eropa yang tengah menghadapi krisis ekonomi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement