Jumat 22 Mar 2013 14:46 WIB

'Jakarta Alami Krisis Air Bersih Sejak Lama'

Warga mengangkut galon berisi air bersih untuk dijual di Kampung Bandan, Jakarta Utara, Senin (20/2). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Warga mengangkut galon berisi air bersih untuk dijual di Kampung Bandan, Jakarta Utara, Senin (20/2). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia Firdaus Ali mengatakan Jakarta sudah mengalami krisis air bersih sejak 18 tahun yang lalu, dan saat ini kondisinya semakin parah.

"Jakarta mengalami krisis air bersih sejak lama. Tepatnya 18 tahun lalu," ujar Firdaus di Jakarta, Jumat (22/3).

Firdaus menambahkan Jakarta memerlukan sekitar 26.938 liter air per detik, namun yang tersedia hanya 17.700 liter air per detik.

Diperkirakan pada 2020, terjadi defisit air mencapai 19.000 liter per detik. "Setiap orang dewasa di Jakarta memerlukan 184 liter per hari," tukas dia. Meskipun demikian, masyarakat bisa melakukan penghematan agar defisit air tidak semakin parah.

Firdaus memberikan tips-tips dalam menghemat air, misalnya, tidak menyalakan kran saat menggosok gigi, mandi menggunakan pancuran, mencuci dengan menggunakan ember, hingga mencuci piring dalam jumlah yang banyak. "Air hujan juga bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih," tuturnya.

Dalam hal penghematan air, Firdaus mengatakan perempuan khususnya ibu rumah tangga sangat berperan dalam upaya penghematan air. Hal itu dikarenakan perempuan memegang kendali pemakaian air.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement