REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Gelandang AC Milan Kevin Prince Boateng pernah dipuji karena meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes atas pelecehan rasial dari sejumlah pendukung tim lawan. Ia menyatakan setuju pada Jumat (22/3) untuk ambil bagian dalam satuan tugas mengatasi rasisme pada bola.
"Saya ingin ambil bagian dalam satuan tugas ini. Saya akan senang untuk membantunya," kata mantan pemain internasional Ghana ini kepada para pewarta. Ia baru saja melakukan pertemuan dengan presiden FIFA Sepp Blatter di markas federasi itu di Zurich.
Pemain 26 tahun ini mengatakan menatap masa depan yang sangat positif. "Dan mudah-mudahan kami akan mampu menghapus penyakit ini, rasisme."
Sementara, Blatter mengatakan dirinya senang karena Boateng menerima proposalnya, "Saya begitu gembira bahwa kami memiliki kepribadian yang hebat di dunia sepak bola."
"Seperti terjadi gempa bumi ketika ia berjalan meninggalkan stadion," kata Blatter kepada para pewarta.
Blatter menegaskan sikap Boateng untuk melawan rasisme sepanjang pertandingan persahabatan melawan klub divisi keempat Italia Pro Patria pada Januari merupakan "pesan yang sangat kuat,"
Meski, ia mengingatkan bahwa tindakan para pemain untuk meninggalkan lapangan "tidak dapat menjadi solusi," dan bahwa pendekatan-pendekatan lain diperlukan pada olahraga ini.
"Solusinya adalah seluruh keluarga sepak bola harus menentang rasisme," ucapnya.