REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya mahasiswa, yang ada di Yogyakarta takut menjadi korban salah sasaran. "Saat ini mahasiswa NTT tidak ada yang ke kampus pada ketakutan. Semua berdiam di kos," kata Piter J Dega, saudara sepupu korban penembakan, Adrianus Candra Galaja (Dedi) kepada Republika, Sabtu (23/3).
Piter yang selama ini tinggal di Flores, khusus datang ke Yogyakarta untuk menemui Dedi. Dia sampai Yogyakarta Rabu (20/3), namun sampai saudara sepupunya meninggal, Piter belum sempat bertemu dengan Dedi.
Piter mengaku ada yang membuntutinya saat pulang dari RSUP Dr Sardjito untuk melihat jenazah Dedi. Menurutnya, Dedi yang sampai saat ini belum berkeluarga rencananya akan dibawa pulang ke tempat kelahirannya di Nagekeo, Flores, NTT.
Sementara ketiga korban penembakan lainnya yang berasal dari Kupang juga akan dibawa pulang ke daerah asalnya. "Pak Gubernur NTT dan Pimpinan DPRD NTT yang akan menjemput. Para mahassiwa NTT di Yogya pun menunggu kedatangan Pak Gubernur besok," katanya.
Dedi merupakan satu di antara empat orang yang tertembak di LP Kelas II B Cebongan, Yogyakarta, Sabtu. Mereka tertembak oleh sekelompok orang berkedok dan membawa senapan AK 47 yang diduga merupakan oknum militer.