REPUBLIKA.CO.ID, Selama satu jam, Gedung Sate gulita. Matinya semua listrik menandai peringatan 'Earth Hour' di pusat pemerintahan Jawa Barat tersebut.
Kampanye hemat energi itu dipimpin langsung oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Sabtu (23/3), tepat pukul 20.30 WIB. Acara ditandai dengan pemukulan calung. Lalu, serentak semua lampu di area Gedung Sate mati. Lantas, beberapa lampion pun diterbangkan.
Namun, beragam aktivitas tetap berlangsung memeriahkan acara tahunan itu. Sejumlah komunitas memamerkan kemampuan mereka. Ada yang tari saman, tari kipas, tari Bali, main tatabuhan, karinding, dan lain-lain. Area Gedung Sate, hanya diterangi dengan obor dan lilin.
Di bagian depan Gedung Sate dan Gasibu masih terlihat terang, khususnya di stand bazaar. Panitia 'Earth Hour' sengaja tidak mematikannya demi keamanan karena banyak stand yang menjual barang-barang berharga.
Selain disuguhi hiburan, masyarakat yang hadir yang didominasi mahasiswa dan remaja tersebut bisa mendapatkan makanan gratis. Panitia menyediakan sejumlah stand makanan yang bisa disantap sesukanya. Seperti bakso tahu, bajigur, bandrek, cendol, dan surabi.
Dalam sambutannya, Heryawan mengatakan kampanye 'Earth Hour' ini sejalan dengan program menjaga lingkungan. Selama ini, upaya yang sudah dilakukan dalam menjaga lingkungan adalah menjaga hutan, air tetap bersih, dan lain sebagainya.
"Pada saat bersamaan saat ini kita sedang mencoba menjaga lingkungan dengan menghemat energi yakni dengan 60 menit mematikan listrik. Inya Allah kita semua komitmen untuk menghemat energi untuk merawat alam semesta kita," ujar pria yang akrab disapa Aher.
Menurut Heryawan, 60 menit mematikan listrik adalah sebuah gerakan. Namun yang paling penting adalah bagaimana gerakan ini menjadi kebiasaan dan budaya baru di masyarakat untuk menyelamatkan bumi ini.