REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Ahad (25/3) menyatakan Presiden Afrika Tengah Francois Bozize sudah meninggalkan Bangui, ibu kota negaranya, yang kini dikuasai gerilyawan.
"Saya menyeru semua pihak menahan diri sepenuhnya," kata pernyataan Fabius seperti dikutip AFP Ahad (25/3).
Pejuang di persekutuan gerilyawan Seleka melancarkan serangan ke Bangui sesudah kehancuran kesepakatan perdamaian, yang berumur dua bulan.
Fabius menyatakan kedutaan Prancis berhubungan terus dengan warganya di negara tersebut, dengan menambahkan, "Kami minta mereka tetap di rumah."
Persekutuan gerilyawan Seleka pada Jumat menyatakan telah merebut Bossangoa dan Damara, 75 kilometer dari Bangui, sebelum sampai ke ibu kota itu.
Mereka mengancam menggulingkan Presiden Francois Bozize dan pemerintah, yang dibentuk pada Februari, yang gagal melaksanakan sepenuhnya kesepakatan ditandatangani pada 11 Januari di ibu kota Gabon, Libreville.