REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengirim 350 prajurit tambahan ke Republik Afrika Tengah, yang ibu kotanya, Bangui, telah jatuh ke tangan gerilyawan, demikian seorang pejabat senior seperti dikutip AFP, Ahad (25/3)
Kabar ini muncul setelah laporan sebelumnya menyebutkan Kementerian Luar Negeri Prancis tidak akan melakukan penambahan pasukan lagi ke negara pimpinan Presiden Francois Bozize tersebut.
AFP melaporkan pengiriman pasukan tambahan itu dimaksudkan untuk menjamin keselamatan warga negara Prancis dan orang-orang asing lain di wilayah konflik tersebut.
Rombongan pertama 200 prajurit tiba di Bangui pada Sabtu dan 150 orang lagi dikirim Ahad dari Libreville, ibu kota Gabon, demikian sumber itu memaparkan. Prancis kini memiliki hampir 600 prajurit di Republik Afrika Tengah.
Pejuang di persekutuan gerilyawan Seleka melancarkan serangan ke Bangui sesudah kehancuran kesepakatan perdamaian, yang berumur dua bulan. Sebelumnya, pada Jumat, persekutuan gerilyawan menyatakan telah merebut Bossangoa dan Damara, 75 kilometer dari Bangui, sebelum sampai ke ibu kota itu.
Mereka mengancam menggulingkan Presiden Francois Bozize dan pemerintah, yang dibentuk pada Februari, yang gagal melaksanakan sepenuhnya kesepakatan ditandatangani pada 11 Januari di ibu kota Gabon, Libreville.