REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung api Rokatenda di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT kembali menyemburkan debu tebal pada Sabtu (23/3) pukul 18.00 WITA dan Ahad (24/3) pukul 05.00 WITA. Semburan debu kali ini menutupi Desa Nitung dan Desa Rokirole beserta jalan-jalan yang menjadi akses transportasi. "Akibat jalan tertutup debu tebal, transportasi untuk distribusi bantuan kepada korban menjadi sulit," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Senin (25/3).
Tidak hanya di dua desa tersebut, semburan debu tebal juga menutupi desa lainnya. Namun, tidak separah yang terjadi di dua desa tersebut. Selama dua hari ini Gunung Rokatenda terus menyemburkan debu tebal dan asap hitam meski pun intensitasnya tidak sebesar yang terjadi pada beberapa pekan yang lalu. Akibatnya beberapa ruas jalan dari pantai menuju kampung Reruwerere tertutup debu. Selain itu, debu juga menutupi atap dan bagian dalam rumah masyarakat dan fasilitas umum. Puskesmas dan sarana umum lainnya tidak berfungsi karena tertutup debu tebal.
Sebanyak 528 jiwa yang terdiri dari 370 orang Desa Nitung dan 158 penduduk desa Rokirole diungsikan ke rumah-rumah keluarga yang ada di Desa Lei dan Desa Tuang Geo Kecamatan Palue. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, dan instansi lain telah mengevakuasi 528 warga Desa Nitung dan Desa Rokirole ke Desa Lei dan Desa Tuang Geo. Badan Geologi terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Rokatenda melalui pos pemantauan yang berada di Ropa, Kabupaten Ende.
Sebelumnya, akibat Gunung Rokatenda meletus, 4024 jiwa mengungsi di Kota Maumere dan 831 jiwa di Maurole Kabupaten Ende. Bantuan yang sudah diberikan oleh BPBD dan dinsos setempat, Basarnas, juga PMI berupa empat ton beras, 40 dus mi Instan, dan 52 paket family kit ke Desa Ropa dan Desa Mukosaki. Kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh warga terutama warga Pulau Palue yakni masker, air bersih, dan obat-obatan.