REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pesawat Dreamliner milik Boeing Co akhirnya melakukan ujicoba terbang untuk mengetes sistem baterai ion litium yang baru. Bila lulus ujicoba, Boeing 787 diperkirakan akan kembali ke landasan pada Mei 2013.
Penerbangan dilakukan Senin (25/3) pukul 12.11 waktu pasifik dari Paine Field di Everett Washington. Penerbangan ini dilakukan untuk memastikan seluruh sistem yang ada di dalam bekerja.
Boeing mengklaim penerbangan selama dua jam tersebut berlangsung sesuai rencana. Bila berhasil, Dreamliner akan melakukan ujicoba terbang kedua dalam beberapa hari ke depan. "Penerbangan akan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk diserahkan kepada Federal Aviation Administration (FAA) untuk mendapatkan sertifikat sistem baterai yang baru," kata Juru Bicara Boeing Marc Birtel, seperti dilansir Reuters, Selasa (26/3).
FAA telah mengandangkan 50 unit Dreamliner di pertengahan Januari setelah dua pesawat di dua lokasi berbeda mengalami masalah pada baterai. Satu pesawat dikandangkan di Boston dan yang lain terpaksa mendarat darurat di Jepang.
Boeing kehilangan setidaknya 50 juta dolar AS satu pekan setelah seluruh pesawat dinyatakan tidak boleh terbang. Boeing juga dilarang mengirimkan pesawat buatannya ke maskapai pemesan selama Dreamliner dikandangkan.
Namun insinyur kedirgantaraan yang pernah menjadi deputi asisten sekretaris transportasi di bawah Presiden Bill Clinton Oliver McGee skeptis regulator akan memberi izin lebih cepat. "Saya tidak melihat akan ada perbaikan cepat dari sisi FAA," kata McGee.
Trauma bencana di Columbia akan membuat regulator berpikir ulang untuk memberikan izin terbang kembali. Kecuali FAA benar-benar yakin dengan sistem yang baru. Namun tentu saja itu tidak memakan waktu yang sebentar.
Video live menunjukkan pesawat tersebut terbang di langit yang bersih di atas pegunungan. Pesawat tersebut terbang ke selatan pantai barat Washington sebelum kembali ke Paine Field. Penerbangan berakhir pukul 2.20 siang waktu setempat.
Saham Boeing ditutup naik 3 sen pada level 84,85 dolar AS di Indeks Saham New York pada perdagangan Senin. Ini merupakan pencapaian baik emiten New York ketika kebanyakan emiten melemah.