REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pembunuhan brutal oleh kelompok bersenjata api terhadap empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai serangan langsung terhadap kewibawaan negara.
"Selain telah menghasilkan ancaman serius terhadap rasa aman publik, serangan itu juga memporakporandakan kepercayaan umum terhadap supremasi hukum di Republik ini," kata Presiden sebagaimana disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga di Jakarta, Selasa.
Penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sabtu (23/3) dinihari menyebabkan empat tersangka kasus pembunuhan mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Sersan Satu Santoso (31) di Hugo's Cafe Maguwoharjo, yakni, Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29) dan Yohanes Yuan (38) tewas.
Presiden, katanya, telah memerintahkan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo untuk mengungkap pelaku dan memastikan semua yang terlibat dapat diadili.
Presiden juga telah menginstruksikan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono agar seluruh jajarannya memberikan kerja sama sepenuhnya untuk ikut membantu Polri dalam mengungkap identitas para pelaku.
Kepala Negara menegaskan bahwa kewibawaan negara harus dipulihkan dan kepercayaan rakyat terhadap hukum tidak boleh berkurang karena peristiwa tersebut.
Presiden telah menerima laporan dari Menko Polhukam Joko Suyanto bahwa saat ini Mabes Polri telah memimpin langsung langkah penyelidikan atas serangan itu.
Presiden Yudhoyono juga menerima perkembangan informasi setiap saat dan memastikan terdapat kemajuan untuk mendekatkan pada identitas para pelaku.
"Presiden menyerukan agar masyarakat ikut memberi dukungan dan mengawal proses pengungkapan ini," kata Daniel.