Selasa 26 Mar 2013 17:20 WIB

Kenakan Jilbab, Muslimah Rusia Terusir dari Kampusnya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslimah berjilbab (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Muslimah berjilbab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Derita Muslimah Rusia seolah tanpa henti. Belum lama, seorang pelajar di Kyra Tube keluar dari sekolah karena tak mau melepas jilbab. Kini, seorang mahasiswi di Siberia diusir lantaran mengenakan jilbab.

Stasiun TV lokal di Krasnoyarsk melaporkan mahasiswi kedokteran tahun ketiga tersebut diusir dari kampusnya karena mengenakan jilbab.

"Ketika kami mendapatkan laporan itu. Kami segera priksa," ungkap Jaksa setempat, Yelena Pimonenko, seperti dikutip RIA Novosti, Selasa (26/3).

Secara terpisah, Krasnoyarsk State Medical University--tempat mahasiswi itu berkuliah, mengaku alasan diusirnya mahasiswi itu dikarenakan melanggar aturan internal. Namun, pihak kampus menolak untuk menyebutkan aturan mana yang dilanggar.

Menurut pihak kampus, pada aturan yang dipublikasikan Februari tertera poin yang melarang mahasiswi memasuki kampus dengan pakaian mencerminkan simbol agama seperti jilbab.

Di tempat terpisah, Raifat, remaja 15 tahun asal desa Kyra Tube memilih keluar dari sekolah lantaran menolak untuk melepaskan jilbabnya. Ironisnya, Raifat seorang pelajar berprestasi karena merupakan salah satu pemenang olimpiade lokal.

Sementara itu, sikap Presiden Rusia, Vladimir Putin soal jilbab tidak berubah. Itu terlihat dari jawaban putin terkait masalah itu dalam sesi wawancara bersama wartawan asing yang dilaporkan Ria Novosti, Desember lalu.

"Mengapa kami perlu mengadopsi tradisi asing ?" tanya Putin. Dia menilai, pemimpin Muslim Rusia harusnya juga mengatakan hal yang sama bahwa mengenakan jilbab di sekolah adalah hal keliru.

"Dan sekarang Anda meminta kami untuk mengenalkan tradisi ini, buat apa?" kata Putin.

Penyataan bernada menolak dari Putin ini sekaligus penegasan ulang terkait komentarnya terhadap masalah tersebut.

Sebelumnya, ia mengatakan pelarangan penggunaan jilbab merupakan wujud dari menjaga semangat sekularitas Rusia di era modern.

Ia menekankan Rusia merupakan negara sekular yang harus menciptakan kondisi setara untuk semua warga negaranya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement