REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie, mempersilakan loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mundur dari partai politik berlambang segitiga mercy itu.
"Manakala ada seseorang yang tersangka korupsi kemudian diikuti oleh orang lain yang tidak suka karena yang bersangkutan dikeluarkan, ya silakan. Masyarakat akan senang, berarti yang keluar itu mendukung koruptor," katanya di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/3) malam.
Pernyataan Ketua DPR RI itu untuk menanggapi beredarnya isu lebih dari 2.200 orang kader Partai Demokrat yang kecewa dengan penetapan Anas sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kompleks atlet di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak mundurnya Anas dari partai berwarna biru itu, satu per satu kader partai mengundurkan diri.
Menanggapi adanya kabar lebih dari 2.200 orang kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia yang akan mundur, Marzuki menyatakan bahwa mereka merupakan kader baru yang tidak tahu pahit getirnya membangun partai politik dari nol.
Marzuki tidak menyakini akan adanya sinyal mundurnya ribuan kader Demokrat. Karena, pihak yang menyampaikan hal tersebut dinilainya orang baru yang tidak tahu susahnya membawa partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu menjadi partai penguasa.
''Orang seperti itu adalah orang yang tidak mengerti roh partai yang dibangun dengan kebersamaan dan bukan individu hingga menjadi pemenang dalam pemilu,'' ujarnya.